Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan deflasi tertinggidi
Kota Pontianak sebesar 1,06 persen.
Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,11 persen, namun Sampit mengalamideflasi
sebesar 0,46 persen. Kedua kota tersebutmenempati peringkat ke-44 danke-74 kota inflasi
tertinggi di tingkat nasional.
Inflasi Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,97 persen), perumahan, air, listrik, gas,
dan bahan bakar (0,83 persen), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,47 persen),
kesehatan (0,41 persen), dan sandang (0,04 persen).
Deflasi Kota Sampit terutama dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok
pengeluaran bahan makanan (1,98 persen) serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,06
persen).
Inflasi/deflasi Kalimantan Tengah merupakan gabungan dari dua kota (Palangka Raya dan
Sampit). Selama September 2016 terjadi deflasi sebesar 0,09 persen. Laju inflasi tahun
kalender sebesar 0,90 persen dan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 3,18 persen.
Inflasi/deflasi sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan meliputi Kota Balikpapan (0,21
persen), Palangkaraya (0,11 persen), Banjarmasin (0,11 persen),Samarinda (-0,20 persen),
Tarakan (-0,44 persen), Tanjung (-0,45 persen), Sampit (-0,46 persen), Singkawang (-0,75
persen), dan Pontianak (-1,06 persen).