Tanggal Rilis | : | 1 Juli 2019 |
Ukuran File | : | 0.53 MB |
Abstraksi
<div style=""><ul><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado (3,60 persen) dan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan (0,41 persen). Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-68 dan ke-64 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional.</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Inflasi di Palangka Raya (0,12 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (1,11 persen) dan sandang (0,66 persen).</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Inflasi di Sampit (0,16 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,93 persen) serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,67 persen)</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi (0,14 persen), yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (1,51 persen) dan inflasi tahun ke tahun (2,89 persen) cukup rendah.</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Komponen inti (core inflation) dan harga bergejolak (volatile foods) bersinergi dalam memicu inflasi di Palangka Raya. Sedangkan di Sampit relatif lebih stabil terhadap harga bergejolak.</span></font></li></ul></div>