Tanggal Rilis | : | 1 Agustus 2019 |
Ukuran File | : | 0.58 MB |
Abstraksi
<div style=""><ul><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 55 mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga (1,88 persen) dan deflasi tertinggi di Tual (1,55 persen). Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-13 dan ke-11 kota deflasi tertinggi di tingkat nasional.</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Deflasi di Palangka Raya (0,24 persen) dipengaruhi oleh penurunan indeks harga kelompok bahan makanan (1,34 persen) serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,31 persen).</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Deflasi di Sampit (0,26 persen) dipengaruhi oleh penurunan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,64 persen) dan bahan makanan (0,30 persen).</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami deflasi (0,25 persen), yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (1,26 persen) dan inflasi tahun ke tahun (2,63 persen).</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Komponen harga diatur pemerintah (<i>administered prices</i>) dan harga bergejolak (<i>volatile foods</i>) bersinergi dalam menarik deflasi di Palangka Raya dan Sampit.</span></font></li></ul></div>