Tanggal Rilis | : | 2 September 2019 |
Ukuran File | : | 0.58 MB |
Abstraksi
<div style=""><ul><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 44 mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kudus (0,82 persen) dan deflasi tertinggi di Bau-Bau (2,10 persen). Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-15 dan ke-28 kota deflasi tertinggi di tingkat nasional.</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Deflasi di Palangka Raya (0,37 persen) dipengaruhi oleh turunnya indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (2,14 persen) dan bahan makanan (0,69 persen)</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Deflasi di Sampit (0,15 persen) juga dipengaruhi oleh turunnya indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,66 persen) dan bahan makanan (0,56 persen).</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami deflasi (0,29 persen), yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (0,97 persen) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,31 persen) cukup rendah.</span></font></li><li><font face="Arial, Verdana"><span style="font-size: 13.3333px;">Komponen harga diatur pemerintah (administered prices) dan harga bergejolak (volatile foods) bersinergi dalam menekan kenaikan indek s harga di Palangka Raya dan Sampit.</span></font></li></ul></div>